وَأَسْبَغَ
عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
“Dan Dia telah
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya, lahir dan batin..” (Luqman:
20)
Dan Allah
berfirman:
Di antara nikmat ini adalah lisan. Allah memuliakan hamba-Nya dengan lisan
dan menjadikan lisan sebagai pengungkap sesuatu yang ada di dalam jiwanya.
Sebagaimana Allah berfirman:
الرَّحْمَٰنُ ()
عَلَّمَ الْقُرْآنَ () خَلَقَ الْإِنسَانَ () عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
“Rabb Yang Maha
Pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia telah menciptakan manusia
dan mengajarnya pandai berbicara.” (Ar-Rahman: 1-4)
Dan Allah berfirman menyebutkan kebaikan-Nya kepada hamba-Nya ketika Dia
menjadikan sebuah lisan untuknya:
أَلَمْ نَجْعَل
لَّهُ عَيْنَيْنِ () وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ
“Bukankah Kami
telah memberikan kepadanya dua buah mata, serta lidah dan dua buah bibir?’ (Al
Balad: 8-9)
Dengan sebab lisan, pemiliknya kadang di angkat ke
derajat yang paling tinggi. Hal itu ketika pemiliknya menggunakan lisannya
dalam perkara-perkara yang baik, seperti berdoa, membaca Al-Qur’an, berdakwah
kepada Allah, mengajar, dan semisalnya.
Dengan kata lain, jika dia menggunakannya dalam hal yang diridhoi Allah.
Seperti mengucapkan kalimat tauhid, apabila terpenuhi persyaratannya yang
terkumpul di dalam dua bait syair:
Ilmu, keyakinan, dan keikhlasan serta kejujuranmu disertai Kecintaan, keterikatan, dan penerimaan terhadapnya Bahkan ini adalah seutama-utama kalimat yang diucapkan
oleh lisan. Di dalam Ash-Shahihain dari hadits abu Hurairah, dia mengatakan:
Rasulullah
bersabda:
“Keimanan ada
empat puluh tiga cabang lebih. Yang paling utama adalah
ucapan Laa ilaha illallah, dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.”
Dengan kalimat ini pula kebahagiaan akan diperoleh. Dan sungguh Nabi dahulu
menyeru kaumnya kepada kalimat ini dan mengatakan:
“Ucapkanlah Laa
ilaha illallah, pasti kalian akan selamat.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu
Khuzaimah, dan dari Thariq bin Abdullah bin Al-Maharibi, juga tercantum dalam
Ash-Shahihul Musnad.
Di antaranya juga adalah bedzikir, sebagaimana Rabb kita telah berfirman di
dalam Kitab-Nya yang mulia:
إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم
مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35)
al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam Musnad-Nya, juga At-Tirmidzi (no.
3377, dan ini adalah lafadznya), dari Abud Darda’ ia mengatakan: Rasulullah
bersabda:
“Maukah kalian
aku beritahu tentang amalan kalian yang paling baik dan paling suci di sisi
Penguasa kalian, dan paling meninggikan derajat kalian, lebih baik bagi kalian
daripada infaq emas dan perak, juga lebih baik bagi kalian daripada masuk ke
dalam kancah pertempuran lalu kalian menebas leher-leher mereka dan mereka pun
menebas leher-leher kalian?” Mereka mengatakan: “Tentu, wahai Rasulullah.”
Beliau mengatakan: “Berdzikir kepada Allah.” Muadz bin Jabal mengatakan: “Tidak
ada sesuatu yang paling menyelamatkan dari adzab Allah daripada mengingat
Allah. “Hadits ini juga dicantumkan dalam Ash-Shahihul Musnad (1/145)
( Diambil dari
Nasehat Untuk Kaum Musliman, Pustaka Ar Rayyan )
0 komentar:
Posting Komentar