Gelar Cerita, Ungkapkan pikiran, berbagi pengetahuan

Jumat, 15 Januari 2016

Siswa Bertanya Ustadz Menjawab



 
Pertanyaan:Sebagian orang mengatakan, “Bagaimana mungkin semua rezeki datang dari Allah, padahal aku bisa menambah pekerjaan dalam sehari agar mendapat rezeki yang lebih banyak? Bagaimana mungkin rezeki itu telah ditentukan dan telah tertulis untukku sehingga aku tidak bisa turut (andil) dalam menambah atau menguranginya ?” Apakah ada kitab yang membahas tuntas perkara ini untuk dapat menghantarkan kami pada pemahaman yang benar?

Jawab:
Rezeki adalah dari Allah dalam hal pengadaan, penentuan kadar dan pemberian, dalam bentuk usaha maupun sebab (yang Allah jadikan untuk hamba). Dan hamba yang mengambil sebab tersebut, apapun bentuknya, yang sulit atau yang mudah, sedikit atau banyak. Dan Allah menakdirkan dan mengadakan sebab sebab tersebut sebagai bentuk karunia dan rahmat-Nya (terhadap hamba). Maka rizki dinisbatkan kepada Allah dalam hal penentuan dan pemberian rizki tersebut (kepada yang Allah kehendaki). sedangkan ia dinisbatkan kepada hamba dalam hal pengambilan sebab dan usaha (untuk mendapatkannya)

Pertanyaan:
Ada yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi. Apakah ini benar?

Jawab:
Perkataan ini tidak benar. Dalilnya adalah sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an ketika Allah menjelaskan tentang perkembangan penciptaan Adam. Allah berfirman,


“Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam. Allahmenciptakan Adam dari tanah, kemudian berkata,’Jadilah!’ maka ia pun jadilah.” (Q.S. Ali Imran: 59)
Kemudian tanah tersebut dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang lengket, Allah berfirman,

“Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.” (Q.S.Al-Mu’minun: 12)

Pertanyaan:
Bolehkah seorang muslim meninggalkan shalat ‘id tanpa ada udzur atau sebab syar’i juga melarang wanita menunaikan shalat ‘id bersama orang banyak?

jawab
Shalat ‘id hukumya fardhu -kifayah, menurut kebanyakan ulama- sehingga tidak berdosa bagi sebagian orang yang meninggalkannya bila ada sebagian yang lain melaksanakannya. Adapun menghadiri acara shalat ‘id secara bersamasama hukumnya sunnah muakkadah (yang sangat dianjurkan). Tidak pantas seseorang meninggalkannya kecuali ada udzur atau sebab syar’i (yang bisa diterima agama). Sebagian para ulama berpendapat bahwa shalat ‘id hukumya fardlu ‘ain seperti shalat jum’at; yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang laki-laki merdeka yang mukallaf (yang sudah terkena beban menjalankan syari’at agama) dan tidak sedang
bepergian. Inilah pendapat yang lebih kuat dan lebih mendekati kebenaran. Adapun bagi wanita, disunnahkan menghadiri shalat ‘id asalkan terpisah tempatnya dari kaum laki-laki, menutup aurat, dan tidak menggunakan wewangian.

Pertanyaan
bagaimana cara agar jita bisa menggapai hati bersih?
Jawab
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menggapai kebersihan hati. Setiap orang bisa melakukannya asal ada tekad dan kemauan. Dengan segenap kemampuan yang dimilikinya dan disertai dengan melaksanakan halhal yang mengantarkan ke sana, dengan izin Allah seseorang akan mampu untuk menggapai kebersihan hati yang didambakannya. Diantara perkara-perkara yang dapat menghantarkan kepada kebersihan hati:
1.   Ikhlas
2.    Ridha dengan Ketentuan Allah
3.    Membaca dan Merenungkan
Ayat-Ayat Al-Qur’an
4.    Shadaqah
5.    Doa.
6.    Puasa Tiga Hari dalam Satu
Bulan
7.    Nasehat
8.    Saling Memberi Hadiah
9.    Menyebarkan Salam
10.Berprasangka Baik terhadap Sesama Muslim


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Definition List

Unordered List

Support