Pertanyaan:Sebagian orang mengatakan, “Bagaimana mungkin
semua rezeki datang dari Allah, padahal aku bisa menambah pekerjaan dalam
sehari agar mendapat rezeki yang lebih banyak? Bagaimana mungkin rezeki itu
telah ditentukan dan telah tertulis untukku sehingga aku tidak bisa turut
(andil) dalam menambah atau menguranginya ?” Apakah ada kitab yang membahas
tuntas perkara ini untuk dapat menghantarkan kami pada pemahaman yang benar?
Jawab:
Rezeki adalah dari Allah dalam hal pengadaan,
penentuan kadar dan pemberian, dalam bentuk usaha maupun sebab (yang Allah
jadikan untuk hamba). Dan hamba yang mengambil sebab tersebut, apapun
bentuknya, yang sulit atau yang mudah, sedikit atau banyak. Dan Allah
menakdirkan dan mengadakan sebab sebab tersebut sebagai bentuk karunia dan
rahmat-Nya (terhadap hamba). Maka rizki dinisbatkan kepada Allah dalam hal
penentuan dan pemberian rizki tersebut (kepada yang Allah kehendaki). sedangkan
ia dinisbatkan kepada hamba dalam hal pengambilan sebab dan usaha (untuk
mendapatkannya)
Pertanyaan:
Ada
yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi. Apakah ini
benar?
Jawab:
Perkataan ini tidak benar. Dalilnya adalah
sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an ketika Allah menjelaskan tentang
perkembangan penciptaan Adam. Allah berfirman,
“Sesungguhnya
perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam. Allahmenciptakan Adam dari
tanah, kemudian berkata,’Jadilah!’ maka ia pun jadilah.” (Q.S. Ali Imran: 59)
Kemudian
tanah tersebut dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang lengket, Allah
berfirman,
“Dan
sungguh kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.” (Q.S.Al-Mu’minun:
12)
Pertanyaan:
Bolehkah
seorang muslim meninggalkan shalat ‘id tanpa ada udzur atau sebab syar’i juga
melarang wanita menunaikan shalat ‘id bersama orang banyak?
jawab
Shalat
‘id hukumya fardhu -kifayah, menurut kebanyakan ulama- sehingga tidak berdosa
bagi sebagian orang yang meninggalkannya bila ada sebagian yang lain
melaksanakannya. Adapun menghadiri acara shalat ‘id secara bersamasama hukumnya
sunnah muakkadah
(yang sangat dianjurkan). Tidak pantas seseorang meninggalkannya kecuali ada
udzur atau sebab syar’i (yang bisa diterima agama). Sebagian para ulama berpendapat
bahwa shalat ‘id hukumya fardlu ‘ain seperti shalat jum’at; yang tidak boleh
ditinggalkan oleh seorang laki-laki merdeka yang mukallaf
(yang sudah terkena beban menjalankan syari’at
agama) dan tidak sedang
bepergian.
Inilah pendapat yang lebih kuat dan lebih mendekati kebenaran. Adapun bagi wanita,
disunnahkan menghadiri shalat ‘id asalkan terpisah tempatnya dari kaum
laki-laki, menutup aurat, dan tidak menggunakan wewangian.
Pertanyaan
bagaimana cara agar jita bisa menggapai hati
bersih?
Jawab
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menggapai kebersihan hati. Setiap
orang bisa melakukannya asal ada tekad dan kemauan. Dengan segenap kemampuan
yang dimilikinya dan disertai dengan melaksanakan halhal yang mengantarkan ke
sana, dengan izin Allah seseorang akan mampu untuk menggapai kebersihan hati
yang didambakannya. Diantara perkara-perkara yang dapat menghantarkan kepada
kebersihan hati:
1. Ikhlas
2.
Ridha dengan
Ketentuan Allah
3.
Membaca dan
Merenungkan
Ayat-Ayat
Al-Qur’an
4.
Shadaqah
5.
Doa.
6.
Puasa Tiga Hari
dalam Satu
Bulan
7.
Nasehat
8.
Saling Memberi Hadiah
9.
Menyebarkan Salam
10.Berprasangka Baik terhadap Sesama Muslim
0 komentar:
Posting Komentar