1.
Pahat (tool) harus lebih keras dan tahan aus disbanding dengan benda
kerja.
2.
Harus ada bagaian pahat yang makan ke
benda kerja sesuai dengan pemakanan dan kedalaman potong yang direncanakan.
3.
Harus ada gerakan relatif atau kecepatan
potong (cutting speed) antara pahat
dengan benda kerja dengan gaya potong yang cukup untuk mengalami tahanan
spesifik dari material benda kerja.
Teori
tentang terjadinya geram dapat dilihat pada gambar. Logam yang biasanya
bersifat ulet, apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan (stress) didaerah sekitar konsentrasi gaya penekanan dari mata
potong pahat, tegangan pada benda kerja tersebut mempunyai orientasi yang
kompleks dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shear stess) yang maksimum. Apabila
tegangan geser itu melebihi kekuatan logam yang bersangkutan, maka akan terjadi
perubahan bentuk yang menggeser dan memutuskan logam atau benda kerja diujung
pahat pada suatu bidang geser. Bidang mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut
terhadap vektor kecepatan dan dinamakan sudut geser (shear angle)
Gambar Analogi Tumpukan Kartu
Gambar Teori Terjadinya Geram
Proses
pembentukan geram dapat diterangkan dengan analogi tumpukan kartu. Apabila
tumpukan kartu disejajarkan dan diatur sedikit miring, sesuai dengan sudut
geser kemudian dipotong dengan sebuah papan yang membuat sudut terhadap garis
vertical, sesuai dengan sudut geram maka kartu diujung papan bergeser ke arah
relatif terhadap kartu dibelakangnya. Pergeseran tersebut berlangsung secara
berurutan dan kartu terdorong lewat bidang papan. Analogi kartu tersebut
menerangkan keadaan sesungguhnya dari Kristal logam atau struktur butir (metalografis) yang terjadi perubahan (deformasi). Sehingga merupakan lapisan
tipis yang tergeser pada bidang geser.
BENTUK GERAM
Geram hasil
pemotongan memiliki bentuk yang bermacam – macam tergantung dari jenis material
benda kerjanya dan kondisi pemotongan yang digunakan. Adapun bentuk geram
secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Geram kontinyu (continous chips)
Geram
kontiyu adalah geram yang umumnya ikut bersama – sama pahat yang kemudian
terpisah, tetapi geramnya sendiri ikut terus tersambung membentuk gulungan
geram yang panjang. Gulungannya sering seperti spiral atau lurus memanjang.
Geram ini terjadi pada proses permesinan pada mesin perkakas dengan kecepatan
potong tinggi dengan menggunakan material yang ulet.
2.
Geram tak kontiyu (discontinuous chips)
Geram
tak kontiyu adalah yang bentuknya terputus – putus dimana segmen – segmennya
tidak terikat satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena distorsi pada
logam yang berdekatan dengan pahat menghasilkan crack (retak) dan terlempar
dari pahat. Geram ini didapatkan dalam proses pemesinan bahan yang rapuh seperti
besi cor. Geram tak kontiyu dapat juga terbentuk pada beberapa bahan yang ulet
kalau koefisien geseknya tinggi, tetapi geram ini pada bahan ulet menunjukkan
kondisi pemotongan yang buruk.
3.
Geram kontiyu dengan built up edge (continous with a built up edge), BUE
Geram
ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang ulet dan mempunyai
koefisien gesek yang tinggi. Pada saat pemotongan , geram mengalir diatas
bidang geram pahat, karena koefisien gesek yang tinggi maka terdapat geram yang
menempel pada ujung pahat yang ikut mendorong bagaian belakang geram. Karena
pada tool dan benda kerja terjadi panas yang berlebihan maka geram tersebut
meleleh dan melekan pada ujung pahat potong yang makin banyak. Geram jenis ini
dapat menyababkan benda kerja yang dipotong menjadi kasar. Biasanya karena
pemakanan yang besar dengan kecepatan potong rendah.
Bentuk Geram
0 komentar:
Posting Komentar