Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Proses penuangan dan
2.
Proses pencetakan.
Proses
penuangan adalah proses pembuatan benda kerja dari logam tanpa adanya penekanan
sewaktu logam cair mengisi cetakan. Cetakan biasanya dibuat dari pasir, plaster
keramik atau bahan tahan api lainnya.
Proses
pencetakan adalah proses pembuatan benda kerja dari logam cair disertai
dengan tekanan sewaktu logam cair tersebut mengisi rongga cetak. Pada proses
ini, cetakan biasanya dibuat dari logam.
Dengan
memperhatikan kondisi diatas, secara umum proses pengecoran dapat dibagi
menjadi :
1.
Pengecoran
dengan cetakan pasir (Sand Casting)
2.
Pengecoran
dengan cetakan permanen (Permanent Mold Casting)
3.
Pengecoran
sentrifugal (Centrifugal Casting)
4.
Pengecoran
cetak-tekan (Die Casting)
5.
Pengecoran
dengan cetakan plaster (Plaster Mold Casting)
6.
Pengecoran
dengan pola hilang (Investment Casting)
7.
Lain-lain
proses pengecoran yang tidak termasuk diatas.
8.
Setiap
jenis pengecoran yang tersebut diatas akan menghasilkan produk dengan
sifat-sifat yang berbeda, baik kwalitas, kwantitas, ukuran (volume dan bentuk)
dan lain sebagainya. Dalam segi perencanaan, pemilihan serta penentuan proses
pengecoran harus pula dipertimbangkan adanya faktor ekonomis dan praktis.
2.1. PROSES
PENGECORAN DENGAN CETAKAN PASIR.
Proses
pengecoran dengan cetakan pasir merupakan proses yang tertua dalam proses
pembuatan benda dari bahan logam. Menurut perkiraan proses pengecoran ini sudah
dilakukan orang antara tahun 4000 sebelum Masehi.
Proses ini
memberikan fleksibilitas dan kemampuan/keandalan yang tinggi, oleh karenanya
proses pengecoran merupakan proses dasar yang penting dalam pembuatan komponen
mesin - mesin atau barang-barang teknologi lainnya.
Proses
pengecoran yang menggunakan pasir sebagai bahan cetakan ini tidak lain adalah
menuangkan logam cair kedalam rongga cetak seperti pada gambar dibawah ini.
Secara skematis dapat diuraikan aliran proses pengecoran sebagai
berikut :
Gambar 7. Skematis aliran proses pengecoran.
Material yang biasa dibuat dengan cara ini adalah besi tuang (seperti besi tuang kelabu, besi tuang putih, besi tuangnodular dan besi tuang malleable), besi tuang campuran, aluminium campuran, brass, bronze dan lain-lain.
Keuntungan
yang didapat dari proses ini adalah :
1.
Dapat
dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,8 Kg - hingga 300 Ton.
2.
Dapat
dibuat dalam berbagai variasi bentuk.
3.
Dapat
dilakukan secara otomatis.
Kerugiannya
adalah :
1.
Diperlukan
toleransi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cara pengecoran lain.
2.
Dapat
mempercepat keausan pahat potong bila dilakukan proses pemesinan, karena kulit
produk yang dihasilkan mungkin mengandung pasir.
3.
Adanya
ongkos tambahan untuk pembuatan pola dan inti.
2.1.1. Pembuatan
cetakan.
Ada dua
macam cara pembuatan cetakan pasir, yaitu pembuatan cetakan dengan tangan dan
pembuatan cetakan dengan mesin.
2.1.1.1. Pembuatan
cetakan dengan tangan
Proses
pembuatan cetakan dengan tangan ditunjukkan pada gb. 8, sedangkan bentuk dari
rangka cetak pada gb. 9 dan gb. 10.
Urutan
langkah pembuatan cetakan atas (kup, cope) dan cetakan bawah (drag) adalah
sbb.:
1. Pembuatan
cetakan bawah (drag) :
- Dasar
cetakan dibuat dari kayu, harus rata/datar.
- Pola
dan rangka cetak untuk drag diletakkan diatas papan kayu. Rangkacetak harus
besar, sehingga tebal pasir cetak mencapai 30-50 mm. Pola yang dimaksud disini adalah setengah pola.
- Drag
diisi pasir penuh (yang sudah diayak), kemudian dipadatkan dengan baik (tidak
boleh terlalu padat/gembur, karena coran bisa cacat).
- Drag
dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus.
Gambar 8. Proses pembuatan cetakan dengan tangan dan peralatan yang
digunakan
Gambar 9. Rangka cetak yang lazim digunakan
Gambar 10. Rangka cetak yang dapat dibuka.
2. Pembuatan
cetakan bagian atas “cope”
- Drag
yang sudah dibalik, di atasnya dipasang setengah pola untuk kup.
- Pemasangan sistem saluran masuk (gating
system), terdiri dari cawan tuang, saluran turun, saluran masuk, yang dibuat
terpisah dari pola.
- Pengerjaan
selanjutnya sama dengan pengerjaan drag.
3. Perbaikan
cetakan
- Pengambilan
sistem saluran masuk pada kup, kemudian kup dan drag dipisahkan.
- Pengambilan
pola pada masing-masing cetakan, kemudian permukaan bekas pola pada rongga
cetak diperbaiki dan dihaluskan agar ukuran benda cor sesuai dengan bentuk
pola.
4. Pemasangan
kembali kup dan drag
Sebelum
cetakan ditangkupkan, inti dipasang terlebih dahulu pada rongga cetak apabila
diperlukan. Dengan demikian setelah di tangkupkan, cetakan siap untuk
digunakan.
Cetakan
yang langsung dapat dipakai seperti diatas disebut cetakan basah (green sand
mold), sedangkan yang disebut cetakan kering (dry sand mold) perlu
pemanasan
sekitar 100 - 325 °C. Cetakan kombinasi (skin dried mold) hanya perlu
pengeringan rongga cetak sampai kedalaman 10 - 15 mm saja.
Proses
pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik – pabrik perngecoran dapat
dikelompokkan sbb.:
1.Bench
molding, proses pembuatan cetakan yang dilakukan diatas meja dan digunakan untuk benda cor yang kecil
2.Floor
moldine, dilakukan di lantai untuk benda cor berukuran sedang atau besar.
3. Machine molding, dilakukan dengan bantuan mesin, untuk benda cor ukuran
kecil dengan ketelitian tinggi.
4.
Pit nolding, membuat cetakan dengan menggali
tanah (sebagai drag) untuk benda cor ukuran sangat besar.
0 komentar:
Posting Komentar