Basic english
course, Pare Kediri jawa timur itulah rumah keduaku saat ini. Ditempat inilah
saya melanjutkan proses belajar setelah masa masa abu abu putih. Dan tentunnya
perjalanan dari sejak aku lahir sampai sekarang, perjalanan dari SD/MI sampai
BEC mengalami masalah yang beraneka ragam. Tetapi semua masalah bisa ku lewati
seiring berjalannya waktu. Saya lahir pada hari minggu 11 juni 1995 di rumahku
sendiri, Kediri, Jawa Timur. Nama saya Ibnu Ali Ridhlo dan teman teman di
desaku biasa memanggilku Ali. Tetapi teman teman sekolahku biasa memanggil
Ibnu. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara.
Jarak usia saya
dengan kakak kakak saya cukup jauh. Kakakku yang pertama dengan kakakku yang
kedua berjarak usia 5 tahun. Kakakku yang kedua dengan saya berjarak usia 9
tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh inilah yang membuat kita rukun, akur dan
tidak pernah bertengkar. Baik saya mulai dari masa putih hijau (MI). Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Huda Jatisari, itulah tempat dimana perjalanan hidup mulai
ku ukir. Masa MI adalah masa yang sangat menyenangkan bagiku. dimana setiap
hari kegiatan saya cuman bermain sama teman. Masa masa yang setiap harinnya
bersenang senang dan tidak pernah ada masalah. Kecuali masalah uang jajan pada
ibuku. Pernah juga pada saat aku mau sekolah, saya minta uang jajan pada ibu.
Tetapi pada waktu itu ibuku tidak punya uang. Langsung saja aku copot seragam
dan pergi begitu saja. Karena pada waktu itu saya berfikiran ngak ada uang
jajan ngak ada sekolah.
Dibalik
kenakalanku saat itu, aku juga bisa meraih prestasi yang membanggakan. Mulai dari kelas 1
sampai kelas 6, aku selalu dapat peringkat 1 atau 2. Lumayan bukan? Dan saya
juga pernah memenagkan lomba kaligrafi juara 1 tingkat kecamatan. Pada waktu itu
saya sangat bangga pada prestasiku tersebut walaupun belum sampai tingkat
kabupaten.Dan masa MI inilah prestasiku mulai ku ukir. Diakhir masa hijau
putih, nilai UN ku sangat memuaskan. Nilaiku tertinggi diantara teman temanku.
Dan ibuku sangat bangga padaku.
Banyak aktifitas
di masa MI ini. Masuk pagi pulang siang. Kemudian saya juga punya kegiatan
diwaktu sore hari. Yaitu sekolah sore atau TPA Sekolah inilah yang
mengajarkanku ilmu ilmu agama termasuk cara baca AL QURAN, tajwid, fiqih dan
sebagainnya. Dan alhamdulillah saya bisa membaca Al Quran pada waktu MI kelas
2. Menghafal beberapa surat pendek dalam Al Quran, beberapa hadist, dan kosa
kata bahasa arab. Dengan padatnnya aktivitas yang saya jalani, maka saya jarang
bisa membantu orang tua.
Setelah lulus MI
saya melanjutkan belajar ke MTs. Yaitu MTs Miftahul Huda jatisari. Satu yayasan
dengan MI saya dulu. Sebenarnnya kakak saya tidak setuju jika saya melanjutkan
ke situ. Kakak saya meminta agar saya melanjutkan sekolah di sekolahan yang
favorit. Tetapi karena keterbatasan biaya maka ibu saya memutuskan untuk
belajar di sekolah tersebut.
Pada waktu itu
jumlah siswa dikelasku cuman 27 orang. Tak banyak memang. Meskipun jumlah
temanku yang sedikit, saya bisa merasakan kekompakan dan arti kekeluargaan sesama
teman. Saya dan teman-temanku sering meluangkan
jam istirahat untuk sholat dhuha bersama meskipun sholat dhuha tidak
termasuk dalam jadwal sekolahan. Sering mengerjakan tugas bersama sama.
Walaupun terkadang saya cuman copy paste jawaban. Ya itulah hal yang sangat
sulit untuk dilupakan.
Berbeda 180
derajat dengan masa hijau putihku. Karena pada masa ini aku sudah mulai bisa
memahami kondisi keluargaku. Saya lebih sering membantu ayah ibuku di sawah.
Mulai dari mencabuti rumput, menanam jagung, memanen jagung, mencangkul dsb.
Setiap hari setelah pulang sekolah jam 11.30 saya menyempatkan diri untuk
istirahat sebentar. Dan setelah MTs Kelas 2 saya sudah tamat dari sekolah sore
atau sekolah TPA. Sehingga pada sore hari saya menyempatkan diri untuk membantu
ayah disawah. Meskipun kadang kadang disawah saya cuman bermain layang layang.
Dan
alhamdulillah di masa ini saya juga mendapatkan prestasi yang membangakan.
Selalu dapat peringkat dikalas. Dan saya juga pernah memenagkan lomba Diba’
tingkat sekolah. Selain itu saya juga pernah memenagkan lomba pidato bahasa inggris
tingkat kecamatan. Dan diakhir masa biru putih, saya merasakan kekeluargaan dan
kekompakan antar teman satu kelas semakin erat. Yaitu dengan mengadakan
istighosyah setiap hari jum’at, mengikuti try our diluar sekolah, liburan
bersama sama, dan akhirnnya saya dan teman teman bisa lulus 100%.
Seperti biasa
memasuki tahun ajaran baru, saya selalu dibayang bayangi dengan kegelisahan,
dan kegalauan. Karena aku harus berpisah dari teman teman akrabku dan aku harus
melanjutkan belajarku ke SMA/MA. Setelah lulus MTs saya bingung mau melanjutkan
sekolah kemana. Ibuku menyarankan sekolah di MAN Kandangan. Sedangkat
kakak-kakak ku menyarankan sekolah di SMA. Setelah itu saya berfikir. Kalau
saya sekolah di MANkan enak. Kita dapat pengetahuan umum sekaligus pengetahuan
tentang keagamaan yang cukup. Sedangkan kalau belajar di SMA pengetahuan umum
dapat. Sedangkan pengetahuan tentang keagamaan-nya kurang. Alasan itulah yang
membuat aku belajar di MAN Kandangan. Disinilah sekolah pertamaku dengan status
Negri.
Pertama sekolah
disini, saya merasa bangga. Dulu waktu MTs teman satu angkatan cuman 27 orang.
Sedangkan disini aku bisa mendapatkan teman beratus ratus orang. Dengan
mendapatkan teman yang banyak inilah saya mulai bisa memahami sifat atau
karakter dari setiap orang. Dulu waktu di MTs semua temanku baik semua. Tetapi
setelah di MA tidak semua orang baik. Ada yang sukannya gengsi. Main sama orang
yang kaya doang. Main sama orang yang ganteng ganteng doang. Ada juga yang
sukanya main sama anak yang mempunyai sepeda motor bagus dan mahal. Bermacam
macam.
Dulu waktu kelas
X saya memang ngak terlalu aktif. Jarang mengikuti organisasi. Mungkin karena
masih beradaptasi dengan lingkungan sekolahan. Dan di masa ini banyak anak yang
jauh lebih pandai dari saya. Meskipun begitu di ujian akhir kenaikan saya
terkejut. Karena saya dapat peringkat satu. Tak terbayangkan memang.
Jarak rumah dan
sekolahanku sekitar10 KM. Dan pada waktu itu kakak ku sudah lulus kuliah.
Akhirnnya kakakku memberikan sepedah motor dia ke saya. Alhmdulillah, pada
waktu itu saya tidak numpang teman lagi. Suzuki RC atau GX itulah sepadamotor
kakakku yang selalau saya pakek setiap hari. Aku sering menyebutnya motor bebek
berasap. Karena motor itu berasap. Akan tetapi saya tidak pernah memiliki rasa
malu sama sekali dengan sepedamotor yang aku naiki. Dan berkat sepedamotor
itulah aku dapat beasiswa. Yaitu bantuan siswa miskin.
Masa abu-abu
putih inilah masa yang paling mengesankan. Menginjak kelas XI saya aktif
berorganisasi. Mulai dari jurnalistik, pramuka, perlombaan perlombaan dan dari
situlah saya mendapatkan ilmu bagaimana cara berorganisasi. Sangking sibuknnya
di organisasi akhirnnya prestasi saya menurun. Saya banyak meninggalkan
pelajaran dikarenakan ada kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Tak
jarang saya dapat kritikan dari guru guru. Lebih mementingkan organisasi atau
pelajaran kamu. Saya bingung untuk menjawabnnya. Tetapi dalam hati saya,
keduannya penting. Karena keduannya sama sama ilmu yang sama pentingnnya juga.
Ya itulah masa
abu-abu putihku. Dan setelah lulus dari MA inilah hal yang terberat dalam
hidupku. Impianku setelah MA yaitu bisa melanjutkan ke universitas favorit di
indonesia. Dan setelah saya browsing di internet, ternyata biaya masuk kuliah
wow. Menakjubkan. Setelah MA saya mencoba mengikuti snmptn. Tetapi alhasil
gagal. Akhirnnya saya bingung. Pada waktu itu saya mau memutuskan kerja. Tetapi
kakak saya menyarankan agar saya belajar di BEC dulu selama 6 bulan. Dan
kebetulan saya tertarik juga dengan bahasa inggris. Jadi saya mengikuti saran
dari kakak saya. Dan alhamdulillah di BEC ini aku mendapatkan ilmu yang
berharga banget. Mulai dari cara berbicara bahasa inggris, pengetahuan tentang
negara negara di dunia, knowing ourself, bagaimana cara menjadi pemimpin yang
baik dan masih banyak lagi.
Ini memang kisah
perjalanan hidup saya yang nyata. Orang tuaku bilang kalau hidup itu seperti
air yang mengalir. Ikuti arus, dan nanti akan sampai ke tujuan secara
sendirinnya. “Tugas kamu sebagai pelajar adalah berusaha dan mencoba. Sedangkan
hasil adalah Allah yang mengurusnnya”
itulah nasehat orang tua saya. Dan sekarang cita cita saya adalah
melanjutkan belajar dan setelah itu succes dan bisa mengembalikan seluruh apa
yang orangtua saya berikan kepadaku. Terimaksih telah membaca kisah perjalanan
hidupku
Wassalamualikum
Wr. Wb.
Keren
BalasHapusBarokallah 😁
BalasHapusIbnu...bisa kirim CP mu??ke nomer 08563302889
BalasHapusIbnu...bisa kirim CP mu??ke nomer 08563302889
BalasHapus